Print this page

Program Studi PGMI Adakan Seminar, "Menumbuhkembangkan Moralitas Anak"

08 Juni 2015

Pekalongan - Untuk meningkatkan kualitas para pendidik dan calon pendidik agar bisa mencetak, mengembangkan, dan menjaga anak didiknya menuju generasi emas, maka para pendidik dan calon pendidik harus memantaskan diri terlebih dahulu baik itu dari segi kemampuan IQ, EQ, dan SQ.

Baru-baru ini Program Studi PGRA dan PGMI STAIN Pekalongan dalam rangka Pekan Tarbiyah menyelenggarakan seminar nasional dengan mengangkat tema "Menumbuhkembangkan Moralitas Anak Untuk Mewujudkan Generasi Emas". Seminar ini diikuti 250-an peserta dari berbagai kota, meliputi berbagai kalangan profesi, seperti dosen, guru, ustadz/dzah, dan juga mahasiswa.

Di tengah berbagai macam masalah dan tantangan yang silih berganti datang menguji berbagai sendi kehidupan bangsa, masih tetap ada secercah harapan tentang mimpi memiliki masa depan negara yang jauh lebih baik dengan dunia pendidikan. Pendidikan adalah salah satu aspek penting untuk memutus mata rantai kemiskinan dan segala macam masalah yang terjadi dalam suatu negara.

Dalam Pendidikan, tentu banyak aspek yang berperan di dalamnya, tetapi tak bisa dipungkiri bahwa peran dari kualitas guru atau pendidik adalah salah satu faktor yang terpenting. Jadi ketika berbicara bagaimana caranya membentuk generasi emas, yang terpenting adalah bagaimana caranya membentuk guru atau pendidik yang berkualitas. Guru adalah tokoh sentral dalam pendidikan, dan membentuk kualitas guru harus dimulai sejak para guru menempuh pendidikan sebagai calon guru. Hal yang pertamakali harus dibenahi adalah tentang PERSEPSI seseorang terhadap profesi Guru. Ketika profesi sebagai guru sudah bisa dimaknai sebagai profesi yang bisa mencakup kebaikan dunia akherat, maka para guru akan lebih mudah mencapai kualitas guru yang diharapkan. Tetapi jika calon guru baru bisa memaknai profesi guru hanya sebatas materi atau sekedar pekerjaan dunia, maka kita tidak bisa bermimpi untuk memiliki guru yang luar biasa.

Seminar ini diselenggarakan karena sungguh sesuatu yang memilukan melihat fenomena di negara kita adanya degradasi moral. Berbagai aspek moral mulai luntur, kejururan, kedisplinan, bekerja keras dan sopan santun atau tatakrama sudah menjadi barang yang langka sehingga kita sebagai pendidik yang seharusnya turut bertanggungjawab terhadap merosotnya kualitas moral anak bangsa ini. Namun sebetulnya sebelum kita berbicara tentang kualitas moral anak, seharusnya kita menata terlebih dahulu moral pendidiknya terutama pendidik anak usia dini dan sekolah dasar. Jadi intinya mengembangkan moral anak adalah menata moral gurunya terlebih dahulu, terang Ketua Prodi PGRA Siti Mumun Muniroh M.A, disela-sela kesibukannya dalam memantau kesuksesan acara ini, Selasa, 26 Mei 2015.

Yusron Aminulloh, S.Pd, M.M, Master Training Menebar Energi Positif (MEP) yang juga Pengurus ICMI ini, memaparkan tentang “Guru Terhormat”. Kehormatan itu akibat efek langsung atas ketauladan yang kita tegakkan, kedisiplinan yang kita junjung tinggi, dan kejujuran yag kita pegang teguh. Demikian juga guru dan calon guru, silahkan setiap hari merintis kehormatan dengan 5 macam langkah, Pertama, jadilah manusia berkualitas, otomatis orang akan menghargai diri kita. Kedua, keraslah pada diri sendiri, buang rasa malas, mengeluh, menyalahkan orang lain, otomatis energi anda akan menjadi tim sukses bagi kemajuan diri kita. Ketiga, semua guru wajib membuat planning tentang masa depan dirinya. Dengan cara itu anda punya visi, punya gol yang akan diraih. Kalau tanpa itu, hidup anda terasa tidak berati, jadi guru asal-asalan. Asal datang, asal ngajar dan akhirnya asal hidup. Tidak ada upaya tiap hari meningkatkan kualitas diri. Keempat, upayakan tiap hari ada upaya afirmasi positif. Yakni mengucapkan, merasakan dan memikirkan hal-hal yang yang positif dengan cara itu jalan kemajuan terbuka lebar, dan Kelima, ada keseimbangan pengembangan diri, kerja sosial dan langkah spiritual.

Narasumber selanjutnya tak kalah asyiknya dengan gaya genitnya yaitu Shinta, SPd., MSi., MA., yang akrab disapa dengan panggilan (Bunda Cinta). Menurut Dosen dan konsultan psikologi, praktisi psikologi anak, dan juga penulis ini, bahwa sungguh sangat simpel namun tidak mudah untuk menerapkan dan menjalankan inti dari bagaimana membentuk generasi emas, yaitu dengan bagaimana kita bisa melaksanakan 4P, yaitu Positive Thinking, Positive Feeling, Positive Speaking, dan Positive Acting.

Tentu sulit alias tidak mudah dalam melalui proses panjang membentuk generasi emas. Tetapi sulit bukan berarti tidak bisa, bisa jika kita mau. Marilah kita semua memaknai bahkan bukan hanya moral anak-anak kita saja yang perlu dipelihara dan dikembangkan, tapi sudah mampukah kita ini senantiasa memelihara dan mengembangkan moral didalam diri kita sendiri. Ingat bahwa tidak mungkin punya murid-murid yang hebat, kalau gurunya tidak hebat, tidak mungkin punya anak yang luar biasa, kalau orangtuanya tidak luar biasa.

We use cookies to improve our website. Cookies used for the essential operation of this site have already been set. For more information visit our Cookie policy. I accept cookies from this site. Agree