• UNGGUL
  • Welcome
  • HAB Kemenag

PGMI Adakan Workshop Pengembangan Kompetensi

01 April 2016

Pekalongan - Sebanyak 40 dosen mengikuti workshop pengembangan kompetensi dosen yang diadakan oleh prodi PGMI-PGRA STAIN Pekalongan. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari penuh itu diadakan di Hotel Dafam Pekalongan belum lama ini. “Tujuan kegiatan workshop ini adalah untuk meningkatkan kompetensi dosen PGMI dan PGRA agar kegiatan di kelas lebih menyenangkan, produktif, kreatif, dan inovatif selama pembelajaran,” tutur ketua panitia penyelenggara workshop, Siti Mumun Muniroh, MA.

Workshop yang dimulai tepat pukul 08.00 pagi ini, dibuka oleh wakil ketua I STAIN Pekalongan, Drs. Moh. Muslih, M.Pd. Ph.D. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kegiatan workshop ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi dosen khususnya dalam bidang pengajaran. “Mengajar mungkin bisa dilakukan semua orang, tetapi tidaklah mudah ketika seorang pengajar harus memasukkan nilai-nilai karakter sekaligus memotivasi mahasiswa dalam pembelajaran,” jelasnya.

“Gunakan ajang ini untuk meningkatkan kompetensi kita sebagai seorang dosen sehingga kita bisa memasukkan nilai-nilai karakter yang baik serta memotivasi dan menginspirasi mahasiswa untuk bisa menjadi pribadi yang baik dalam rangka mewujudkan suasana kampus yang rahmatan lil ‘alamin,” imbuhnya.

Workshop yang diadakan selama dua hari ini mendatangkan dua narasumber dari UIN Sunan Kaljaga Yogyakarta yaitu Dr. Muqowwim, M.Ag. dan Dr. Imam Machali, M.Pd. Dalam pemaparannya, Muqowwim menyampaikan beberapa hal berkaitan tentang pendidikan karakter dengan mengembangkan nilai-nilai kehidupan dalam proses pembelajaran.

Dalam kesempatan yang sama, beliau juga menyampaikan makna inti dari pendidikan. “Education is not teaching, but touching.” Dengan kata lain, pendidikan itu bukanlah mengajar tetapi menyentuh, sehingga tugas utama pendidikan adalah menyentuh hati bukanlah mengisi otak.

Narasumber kedua, Imam Machali menyampaikan tentang bagaimana cara menerapkan strategi pembelajaran aktif (active learning) dalam proses pembelajaran. Menurutnya, seorang peserta didik hanya akan menyerap 10% dari apa yang mereka baca, 20% dari apa yang mereka dengar, 30% dari apa yang mereka lihat, 50% dari yang mereka lihat dan dengar, 70% dari apa yang mereka katakan, dan 90% dari apa yang mereka katakan dan lakukan. Dengan kata lain, pembelajaran yang baik itu adalah pembelajaran yang dapat membuat semua peserta didiknya ikut terlibat aktif selama proses pembelajaran.

Kegiatan workshop ini berlangsung sukses, tampak dari antusiasme para peserta workshop yang sangat luar biasa. Tidak sedikit dari mereka yang menyampaikan pendapat mereka serta mengajukan beberapa pertanyaan. “Saya sangat bersyukur bisa ikut terlibat dalam kegiatan workshop ini. Ada banyak pengalaman serta ilmu yang saya dapatkan dan akan saya terapkan dalam pembelajaran di kelas nanti,” ujar Nasrudin, salah seorang peserta workshop. (cmr).

Galeri Video

We use cookies to improve our website. Cookies used for the essential operation of this site have already been set. For more information visit our Cookie policy. I accept cookies from this site. Agree